media pembelajaran
Rabu, 16 Mei 2018
Sejarah Dinasti Bani Umayah
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali ibn Abi Thalib, maka lahirlah kekuasan bani Umayyah. Pada periode Ali dan Khalifah sebelumnya pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi. Para khalifah dipilih melalui proses musyawarah. Ketika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan, maka mereka mengambil kebijakan langsung melalui musyawarah dengan para pembesar yang lainnya.
Hal ini berbeda dengan masa setelah khulafaur rasyidin atau masa dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya, yang dimulai pada masa dinasti bani Umayyah. Adapun bentuk pemerintahannya adalah berbentuk kerajaan, kekuasaan bersifat feodal (penguasaan tanah/daerah/wilayah, atau turun temurun. Untuk mempertahankan kekuasaan, khilafah berani bersikap otoriter, adanya unsur kekerasan, diplomasi yang diiringi dengan tipu daya, serta hilangnya musyawarah dalam pemilihan khilafah.
Umayyah berkuasa kurang lebih selama 91 tahun. Reformasi cukup banyak terjadi, terkait pada bidang pengembangan dan kemajuan pendidikan Islam. Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama semata melainkan juga dalam aspek teknologinya. Sementara sistem pendidikan masih sama ketika Rasul dan khulafaur rasyidin, yaitu kuttab yang pelaksanaannya berpusat di masjid.
Kekhalifahan bani Umayyah, adalah kekhalifahan pertama setelah masa khulafaur rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd Asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan.[1]
Beliau pada mulanya hanyalah gubernur Syam. Akan tetapi setelah terjadi pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan, maka situasi itu dimanfaatkannya untuk melawan kekuasaan Ali bin Abi Thalib. Sehingga timbul perang Siffin.[2]
Hampir semua sejarawan membagi Dinasti Umayah menjadi dua (2), yaitu ; pertama Dinasti Umayyah yang dirintis dan didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (Siria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah system pemerintahan dari system khalifah pada system mamlakat (kerajaan/monarki).
Dan kedua, Dinasti Umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al-Malik; kemudia diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah setelah berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah di Damaskus.[3]
Daulah Bani Umayyah mempunyai peranan penting dalam perkembangan masyarakat di bidang politik, ekonomi dan sosial. hal ini didukung oleh pengalaman politik Muawiyah sebagai Bapak pendiri daulah tersebut yang telah mampu mengendalikan situasi dan menepis berbagai anggapan miring tentang pemerintahannya.
Muawiyah bin Abu sufyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib.[4]
Perintisan Dinasti Umayyah dilakukan oleh Muawiyah dengan cara menolak membaiat Ali bin Abi Thalib, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (Tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik sangat menguntungkan Muawiyah.
Keberuntungan Muawiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij membunuh Khalifah Ali r.a. jabatan khalifah dipegang oleh putranya, Hasan Ibn Ali selama beberapa bulan. Akan tetapi, karena tidak didukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat, akhirnya Muawiyah melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi perjanjian itu adalah bahwa penggantian pemimpin akan diserahkan kepada umat Islam setelah masa Muawiyah berakhir.
Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M (41 H). dan pada tahun tersebut dinamakan ‘amu Jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan umat Islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik, yaitu Muawiyah. Pada masa itu, umat Islam telah bersentuhan dengan peradaban Persia dan Bizantium.
Oleh karena itu, Muawiyah juga bermaksud meniru cara suksesi kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan).[5]
Pada masa dinasti Umayyah politik telah mengalami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama dalam hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan, Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha Negara.
Minggu, 13 Mei 2018
PROFIL
Nama : YUHDI PUTRO SETIAWAN
Alamat : Dk. Tegalsari Wonotunggal, Rt.13/Rw.03 Kab. Batang
TTL : Batang, 07 Oktober 1996
Hoby : Olah Raga, Membaca
Riwayat Pendidikan :
1. SDN WONOTUNGGAL 04
2. SMP N 1 WONOTUNGGAL
3. SMK DWIJA PRAJA Kota Pekalongan
4. IAIN Pekalongan
Rabu, 09 Mei 2018
BAB 7
BAB VII
MASA
KEHANCURAN BANI ABBASIYAH
Kompetensi
Inti:
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kopetensi
Dasar:
3.7Menganalisis faktor-faktor penyebabruntuhnyaBani Abbasiyah
4.7Memetakan faktor-faktor
penyebabkemunduran dan runtuhnya Bani Abbasiyah
Nilai
Karakter
“Sikap kesungguhan, amanah, adil dan
istiqamah, dari para khalifah Abasiyah pada abad ke-10 berubah menjadi ambisi,
perebutan kekuasaan dan praktek serimonial yang amoral. Akibatnya adalah
pemerintahan Abasiyah menjadi disintegras disintegrasi yang merupakan salah
satu penyebab utama lemh sampai hancurnya Bani Abbasiyah”
Mengamati:
Yang
dapat di amati dari nilai-nilai karakter ditas ialah para khalifah setelah
khalifah ke-10 tidak dapat menerima sikap berani, adil dan istiqamah
khalifah-khalifah sebelumnya sehingga yang terjadi adalah disintegrasi dalam
Pemerintahan Abbasiyah.
Mari
Bertanya:
Apa
yang dapat disampaikan setelah mengamati nilai-nilai karakter para khalifah
yang menyebabkan runtuhnya Abbasiyah.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merenungkan:
Renungkan
kasus tersebut di atas nilai-nilai karakter para khalifah yang menyebabkan
hancurnya Abbasiyah.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TAMBAH
WAWASAN
PENGANTAR
“Hancurnya
Bani Abbasiyah diawali dari beberapa titik perkembangan, perebutan kekuasaan
dalam istana terutama pada khalifah ke-10 dan seterusnya. Perang besar tahun
1095 -1289 M. yang berlangsung selama 2 abad, penyerangan tentara Mongol yang
dipimpin oleh Jengis khan dilanjutkan oleh cucunya Hulagu khan yang akumulasi
penyerangannya terjadi tahun 1258 M, dan berdirinya kerajaan Turki Usmani Di
hampir semua bekas wilayah Abbasiyah yang telah lepas dari Baghdad sebgai pusat
Bani Abbasiyah”.
1.
Faktor
penyebab munculnya pemberontakan masa Abasiyah
a.
Perebutan
kekuasaan
b.
Balas dendam 90
Buku Guru Kelas XI
c.
Praktek
perilaku amoral dari khalifah dan pembesar istana
d.
Sistem
peralihan kekusaan monarchi
e.
Ketidak puasan
Mayarakat terhadap pelayanan pemerintah
2.
Faktor
penyebab runtuhnya Bani Abbasiyah
Faktor
kehancuran Abbasyah disebabkan oleh dua faktor besar, yaitu faktor internal dan
eksternal.
Faktor
internal; perebutan kekuasaan berkepanjangan dalam istana Abbasiyah menimbulkan
preseden buruk dari masyarakat. Ditambah dengan perilaku amoral yang
ditunjukkan oleh para khalifah dan pembesar istana mulai dari khalifah 10 dan
seterusnya.
Faktor
ekternal:
a.
Wilayah
Abasiyah yang terlalu luas,
b.
Perang Salib
c.
Serangan
Tentara Mongol,
d.
Berdiri Turki
Usmani
Mari
berdiskusi:
Ciptakan
suasana kelas menjadi kondusif untuk berdiskusi dengan siswa. Kemudian tuliskan
hasil-hasil diskusi tersebut!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengambil
Ibrah dan Pembelajaran:
1.
Dapat memetik
manfaat dari sikap teladan para khalifah Bani Abbasiyah dalam memperjuangkan
Islam.
2.
Dapat mengambil
ibrah pribadai Religious dan Zuhud tokoh sufi Rabiyatul Adawiyah di dalam
memperjuangkan sikap mahabbah pada Allah.
3.
Dapat memetik
manfaat dari tokoh Hujatul islam Imam al-Ghazali di dalam sikaf
sufismenya.
BAB 6
BAB VI
PROSES
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MASA BANI ABBASIYAH
Kompetensi
Inti:
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kopetensi Dasar:
3.5 Mendeskripsikan perkembanganperadaban
dan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah
3.6 Mengidentifikasi pusat-pusat peradabanIslam masa
pemerintahan Abbasiyah
4.5.Mempresentasikan
mengenai perkembangan ilmu pengetahuan danperadaban pada masa Bani Abbasiyah
4.6. Memaparkan
pusat-pusat peradabanIslampada masa pemerintahan BaniAbbasiyah
Nilai
Karakter
“Sikap
cinta ilmu, motivasi belajar, istiqamah dan sungguh-sungguh”
kejayaan
Bani Abbasiyah mengalami puncak dalam bidang ilmu pengetahuan disebabkan para
khalifah Abbasiyah yang sungguh-sungguh, serius dan istiqamah dalam
mengembangkan peradaban, sikap peduli terhadap masyarakat dan menyediakan
berbagai fasilitas belajar yang lengkap.
Mengamati:
Yang
dapat di amati dari nilai-nilai karakter tersebut di atas adalah, bahwa proses
pertumbuhan peradaban ilmu pengetahuan pesat karena peran khalifah-khalifah Bani
Abbasiyah.
Mari
Bertanya:
Apa
yang dapat dituliskan setelah mengamati kasus tersebut diatas?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merenungkan:
Renungkan
hasil pengamatan setelah itu sampaikan saran-saran untuk perbaikan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGANTAR
“Abbasiyah
dalam sejarah dikenal sebagai daulah yang mampu menciptakan peradaban yang
begitu pesat dan berkualitas. Fakta sejarah membuktikn bahwa pada masa itu
peradaban ilmu tumbuh dengan pesat, orang yang belajar dan mengajar samasama di
fasilitasi oleh pemerintah, mereka bangun tempat-tempat istirahat di dalam
perpustakaan, mereka yang mengajar dan belajar sama-sama dibayar oleh khalifah.
Suasana keilmuan semacam inilah yang menyebabkan ilmu tumbuh dan berkembang
dengan cepat dan pesat”
1.
Suasana
Tumbuhnya Peradaban Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah
Dalam sejarah kegiatan menulis ilmu itu berjalan menurut 3 tingkat,
yaitu;
Tingkat pertama, mencatat ide-ide atau percakapan dalam satu
halaman kertas dituliskan rangkap dua, asli dan salinan.
Tingkat kedua, merupakan pembukuan ide-ide serupa hadis –hadis
dalam satu buku, hukum-hukum ϐiqih di satu buku, cerita cerita sejarah di satu
buku dan seterusnya tingkat tiga.
Tingkat penyusunan yang lebih halus dan paling sempurnah. Segala
yang sudah dicatat, diatur dan disusun dalam bagian bab-bab tertentu serta
berbeda satusama yang lainnya. Tingkat penyusunan peradaban ilmu demikian
berlangsung pada Bani Abbasiyah fase pertama masa kekuasaan 9 khalifah pertama
Abasiyah. Kalifah-khalifah seperti al-Mansur, Harun al-Rasyid dan al-Makmum
adalah khalifah-khalifah yang paling disiplin dalam suasana tersebut.
2.
Bentuk Peradaban
Hasil Riset Dari Para Ahli Dan Tokoh-Tokohnya.
Dari
hasil ijtihad dan riset para ahli ilmu pengetahuan dan ulama atau cendekiawan
muslim, berhasil menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain adalah
:
1)
Filsafat
a.
Al-Kindi
(194-260 H = 809 – 873 M) buku karanganya sebanyak 236 judul.
b.
Al-Farabi,
karyanya sebanyak 12 buah
c.
Ibnu Bajah
(beliau wafat tahun 523 H)
d.
Ibnu Thufail
(wafat tahun 581 H)
e.
Ibnu Shina (370
– 428 H)
f.
Al-Ghazali (450
– 505 H=1058 – 1101 M)
g.
Ibnu Rusyd (520
– 595 H =1126 – 1198 M)
2)
Kedokteran
a)
Beberapa
perguruan tinggi kedokteran yang cukup terkenal berada di kota :
a.
Yunde Shapur
(Iran)
b.
Harran (Syiria)
c.
Baghdad
b)
Para dokter dan
ahli kedokteran yang terkenal antara lain :
a. Jabir Bin
Hayyan (wafat tahun 161 H = 778 M), beliau dianggap sebagai bapak ilmu kimai,
buku karangannya sebanyak 500 judul.
b.
Hunain Bin
Ishaq (194 – 264 H = 810 -878 M), beliau seorang ahli mata yang terkenal dan
banyak menterjemahkan buku-buku bahasa asing.
c.
Thabib bin
Qurra (221 – 228 H = 836 – 901 M)
d.
Ar-Razi atau Razes
(251 – 313 H = 809 – 873 M), karangannya yang terkenal adalah bidang penyakit
campak dan cacar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
3)
Matematika
Diantara
ahli matematika yaitu :
a.
Umar
Al-Farukhan beliau seorang Insinyur arsitek pembangunan kota Bagdad.
b. Al-Khawarizmi,
pengarang kitab Al-Gebra (Al-Jabar), beliau juga penemu angka 0 (nol), sedang
angka 1 sampai 9 berasal dari Hindia yang dikembangkan oleh Islam. Sehingga
angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0 disebut angka Arab dan setelah disempurnalan
lagi oleh orang Latin kemudian disebut angka Latin..
c.
Banu Nusa (3
anak Syakir Musa), mereka menulis banyak buku dan ilmu ukur.
4)
Astronomi
Para
ahli ilmu astronomi yang terkenal adalah.
a.
Al-Fazari
pencipta Astrolobe yaitu alat pengukur tinggi dan jarak bintang
b.
Al-Battani atau
Al-Betagnius
c. Abdul Wafak
menemukan jalan ke-3 dari bulan (jalan ke-1 dan ke-2 ditemukan oleh orang
Yunani)
d.
Al-Farghoni
atau Al-Fragenius
5)
Seni Ukir
Beberapa
seniman ukir yang terkenal yaitu Badr dan Tariff sekitar tahun 961 – 976 M,
pada saat itu juga terdapat sekolah khusus seni ukir di Kairo yang bernama
Sekolah Kairo.
6)
Bahasa dan
Sastra :
Berbeda
dengan masa pemerintahan Bani Umayyah yang belum banyak. Penyair pada masa
pemerintahan Bani Umayyah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan
sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan
kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang
bukan berasal dari tradisi arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa
pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal. Diantara mereka
adalah sebagai berikut:
a.
Abu Nawas
(145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani
b.
Abu Tamam
(wafat 232 H) nama aslinya adalah Habib bin Auwas atb-Tba’i
c. Dabal
al-khuza’I (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali Razin dari
Khuza’ab. Penyair besar yang berwatak kritis.
d.
Ibnu Rumy
(221-283 H). nama aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas. Penyair yang berani
menciptakan tema-tema baru.
e. Al-Matanabby
(303-354 H) nama aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin Husin al-Kuft penyair
istana yang haus hadiah, pemuja yang paling handal.
Pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi
perkembangan yang sangat menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel,
riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin
dari bahasa asing.
a. Abdullah bin
Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa
Dimnab, kitab ini terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang filosuf
india bernama Baidaba dia menyalin menjadi bahasa arab.
b.
Abdul Hamid
al-– katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat.
c. Al-Jabid (wafat
255H). Karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa
rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
d. Ibnu Qutaibab
(wafat 276 H). Ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas dan
memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
e. Ibnu Abdi
Rabbib (wafat 328 H) ia seorang penyair yang berbakat yang memiliki kecenderungan
ke sajak dan drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra arab. Karya
terkenalnya adalah al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat
banyak Ilmu pengetahuan Islam.
3.
Pusat
– Pusat Peradaban Masa Bani Abbasiyah
a.
Baghdad
b.
Samarra
c.
Karkh
d.
Anhar
(Hasyimiyah)
e.
Bukhara dan
Samarkand
f.
Mesir
4.
Pengaruh
Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat
Ilmu pengetahuan Islam masuk
dan berkembang di daratan Eropa pada awalnya di wilayah, Toledo, Cordoba dan
Sevilla, kemudian mengalir ke negara-negara Barat lewat para kaum terpelajar
Barat. Mereka menterjemahkan karangan buku-buku dari Islam dalam bahasa Barat.
Mari
Berdiskusi:
Diskusikanlah
tema diatas dengan membentuk beberapa kelompok. Sampaikan hasil diskusi di
depan kelas.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengambil
Ibrah dan Pembelajaran:
Sikap
keteladanan yang dapat di ambil dari tokoh-tokoh ilmu pengetahuan Abbasiyah
adalah;
a.
Sikap
kesungguhan Jabir bin Hayan dalam menyusun buku, buku karangannya berjumlah 500
judul.
b. Sikap
keseriusan Abdul Wafak dalam menekuni ilmu astronomi sampai dia menemukan jalan
ke-3 dari bulan.
c. Sikap
kesungguhan Ibnu Abd Rahib di dalam mengembangkan ilmu sastra, dia adalah orang
yang pertama kali berkecimpung dalam pengembangan tersebut.
BAB 5
BAB V
KHALIFAH-KHALIFAH ABBASIYAH YANG TERKENAL
DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN ABBASIYAH
Kompetensi
Inti:
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kopetensi Dasar:
3.3 Memahami karakteristik umum sistem pemerintahan Bani Abbasiyah
3.4 Mendeskripsikan keberhasilan-keberhasilan pada masa Abbasiyah diBagdad
4.3. Memaparkan karakteristik umum sistem pemerintahan Bani
Abbasiyah
4.4. Memetakan keberhasilan-keberhasilan yang dicapai pada masa
BaniAbbasiyah
Nilai
Krakter:
Sikap
berani, jujur, amanah, cinta ilmu dan adil
“Keberanian
khalifah Abu Ja’far al-Mansur memindahkan dan membuka pusatkota Baghdad menjadi
kota terbuka untuk semua peradaban masuk dan sikapamanah, adil dan cinta ilmu
dari khalifah Harun al-Rosyid dan al-Muktasimmembawa peradaban terutama ilmu
pengetahuan Abbasiyah menjadi pesatdan sempurna”
Mengamati:
Yang
dapat di amati dari nilai karakter di atas adalah keberanian al-Mansur
memindahkan pusat kota Abbasiyah ke Baghdad dari Hasyimiyah kemudian membukanya
menjadi kota terbuka untuk senua peradaban. Sehingga peradaban yang masuk bisa
cepat berkembang.
Mari
Bertanya:
Apa
yang dapat di sampaikan setelah mengamati kasus tersebut di atas?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merenungkan:
Renungkan
hasil pengamatan anda kemudian berilah beberapa saran untuk perbaikan ke depan!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGANTAR
Perkembangan peradaban mengalami puncak kejayaannya masa Abbasiyah
karena peran para Khalifah dan kebijakan yang ditetapkan. Khalifah yang membuat
kebijakan dan khalifah juga orang yang pertama melaksanaan kebijakan tersebut.
Khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Makmum adalah pembuat kebjikan tentang
kewajiban talabul ilmi dan mereka adalah orang-orang yang sangat cinta ilmu.
1.
37 KHALIFAH
ABASIYAH YANG MEMERINTAH TERDAPAT BEBERAPA KHALIFAH YANG TERKENA DIANTARANYA
No
|
Khalifah
|
Tahun
|
No
|
Khalifah
|
Tahun
|
1
|
Abu
Abbas Assafah
|
132
– 136 H
|
20
|
Al-Rodhi
|
322
– 329 H
|
2
|
Abu
ja’far al-Mansur
|
136
– 158 H
|
21
|
Al-Muttaqin
|
329
– 333 H
|
3
|
Al-Mahdi
bin al-Mansur
|
158
– 169 H
|
22
|
Al-Mustaqfi
|
333
– 334 H
|
4
|
Abu
Musa al-Hadi
|
169
– 170 H
|
23
|
Al-Muthi’
|
334
– 362 H
|
5
|
Harun
al- Rasyid
|
170
– 193 H
|
24
|
Al-Tha’i
|
362
– 381 H
|
6
|
Muhammad
al- Amin
|
193
– 198 H
|
25
|
Al-Qadir
|
381
– 422 H
|
7
|
AbdullahAL
Makmum
|
198
– 218 H
|
26
|
Al-Qo’im
|
422-
467 H
|
8
|
Al-Muktasim
|
218
– 227 H
|
27
|
Al-Muqtadir
|
467
– 487 H
|
9
|
Al-Wastiq
|
227
– 232 H
|
28
|
Al-Mustadir
|
487
– 512 H
|
10
|
Al-Mutawakkil
|
232
– 247 H
|
29
|
Al-Mustarsyid
|
512
– 529 H
|
11
|
Al-Muntasir
|
247
– 248 H
|
30
|
Ar-Rasydi
|
529
– 530 H
|
12
|
Al-Mustain
|
248
– 252 H
|
31
|
Al-Muktaϐi
|
530
– 555 H
|
13
|
Al-Mu’taz
|
252
– 255 H
|
32
|
Al-Mustanji
|
555
– 566 H
|
14
|
Al-Muhtadi
|
255
– 256 H
|
33
|
Al-Mustadhi
|
566
– 575 H
|
15
|
Al-Mu’tamid
|
256
– 279 H
|
34
|
An-Nasyir
|
575
– 622 H
|
16
|
Al-Mu’tadhid
|
279
– 289 H
|
35
|
Az-Zahir
|
622
– 623 H
|
17
|
Al-Muktaϐi
|
289
-295 H
|
36
|
Al-Mustansir
|
623
– 640 H
|
18
|
Al-Muktadir
|
295
– 320 H
|
37
|
Al-Mustahim
Billah
|
640
– 656 H
|
19
|
Al-Qohir
|
320
– 322 H
|
2.
KHALIFAH-KHALIFAH
ABBASIYAH YANG TERKENAL
Dari
ke 37 khalifah yang memerintah terdapat beberapa khalifah yang terkenal
diantaranya:
a.
Abu Jakfar
b.
Al-Mansur
c.
Harun al-
Rasyid
d.
Al-Makmum
e.
Al-Muktasim
3.
KEBIJAKAN
KHALIFAH BANI ABBASIYAH
Khalifah
Abu Ja’far al-Mansur, khalifah ke dua dari pemerintahan Bani Abbasiyah
menetapkan tujuh kebijakan pemerintah Abbasiyah sebagai kontrol pemerintah. Dan
ke tujuh kebijakan ini telah menjadi pedoman bagi 9 khalifah Abbasiyah pada
fase pertama dalam menjalankan pemerintahannya, meskipun mereka tidak melasanakan
secara utuh tujuh kebijakan tersebut, kebijakan tesebut adalah:
1)
Memindahkan
pusat kekuasaan Bani Abbasiyah dari Damaskus ke Bagdad
2) Kota Bagdad
sebagai pusat kekuasaan Abasiyah di buka menjadi kota pintu terbuka untuk semua
peradaban dari berbagai bangsa masuk.
3) Yang akan
diangkat menjadi khalifah harus berbangsa Arab asli, bukan keturunan dari bangsa
lain.
4) Yang akan diangkat
menjadi khalifah harus orang yang cinta ilmu pengetahuan.
5) Yang akan
diangkat menjadi khalifah harus orang dapat mengembangkan ilmu pengetahua.
6) Khalifah harus
dapat mengembangan aspek ekonomi rakyat dalam masyarakat.
7) Masyarakat
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok khalifah terdiri dari
khalifah dan keluarganya, serta para pembesar dan pekerja yang bekerja di
istana. Kelompok kedua yaitu kelompok masyarakat umum yang terdiri dari para
guru, ulama, petani, buruh, ϐilosof dan masyarakat pada umumnya.
Mari
Berdiskusi:
Diskusikan
hasil pengamatan anda tentang para halifah Bani Abbasiyah. Tuliskan hasil
diskusi!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengambil
Ibrah dan Pembelajaran:
Ibrah
atau sari hikmah yang dapat diambil adalah meneladani tokoh-tokoh Bani
Abbasiyah;
a. Keberanian dan
toleran al-Mansur ketika menaklukan wilayah Bosporus, setelah menguasai
wilayahnya dan mau rela berdami setelah ratu Irene mengajak damai dengan
membayar upeti yang banyak.
b. Sikap pemaaf
al-Amin ketika memaafkan semua pemberontak terhadap dirinya, meskipun banyak
pembesar yang mengusulkan pemberontak itu dibunuh.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sejarah Dinasti Bani Umayah
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali ibn Abi Thalib, maka lahirlah kekuasan bani Umayyah. Pada periode Ali dan Khalifah sebelumnya pol...

-
BAB I PROSES BERDIRINYA PEMERINTAHAN BANI UMAYAH DI DAMASKUS DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH DI DAMASKUS Kompetensi Inti: ...
-
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali ibn Abi Thalib, maka lahirlah kekuasan bani Umayyah. Pada periode Ali dan Khalifah sebelumnya pol...